Rabu, 25 Mei 2011

Pasar Tradisional Kriyek

A. Latar belakang
Pasar merupakan sebentuk organisasi dimana pembeli dan penjual terhubungkan satu sama lain dengan hubungan yang erat. Di dalam pasar tersebut, terdapat satu atau beberapa orang produsen yang menjajakan barang-barangnya bagi konsumen. Sehingga mengakibatkan adanya tranksaksi antara kedua bela pihak yakni pembeli dan penjual. Tranksaksi merupakan kesepakatan dalam jual beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Pasar mempunyai banyak jenis, diantaranya pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional, yaitu pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat. Tempat usahanya dapat berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang menyediakan barang-barang konsumsi sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi. Proses penjualan dan pembelian dilakukan dengan tawar-menawar dan para pengelolanya bermodal kecil. Contoh pasar tradisional wonokromo Surabaya. Sedangkan pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola secara modern. Pada umumnya pasar modern menjual barang kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang sifatnya tahan lama. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya besar. Kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat diutamakan. Biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan shopping centre.
Pasar tradisional sekarang ini keberadaannya sudah mulai menuyusut, karena terkalahkan dengan keberadaan pasar modern, apalagi di kota-kota besar. Berbeda dengan di pedesaan pasar tradisional masih menjadi kepercayaan dan disukai oleh masyarakat. Keberadaannya pun masih tetap langgeng dengan para pembeli atau pelanggang yang berasal sekitar pasar tersebut.

B. Pasar Kriyek Masyarakat Desa Sawo
Pasar kriyek merupakan sebutan pasar tradisional bagi masyarakat desa Sawo. Pasar kriyek ini buka setiap hari mulai habis shubuh sampai jam 07.30 WIB. Pasar ini menjual kebutuhan sehari-hari untuk memasak, seperti sembako, sayur-mayur, lauk-pauk, buah-buahan dan jajanan pasar. Pasar ini berada di belakang balai desa. Yang letaknya lumayan strategis yang bisa dijangkau oleh masyarakat sekitar. Para pedagang di pasar kriyek ini adalah warga asli desa Sawo. Setelah sholat shubuh para pedagang tersebut mulai berangkat ke pasar kriyek dengan membawa barang dagangannya. Terkadang para pedagang tersebut dibantu suami atau istri dan atau anaknya untuk membantu membawa barang dagangannya. Sesampai di pasar, pedagang tersebut langsung bergegas menata barang yang akan dijajakan. Sebelum para pembeli datang.
Pasar kriyek ini tidak begitu besar, hanya terdiri dari 13 lapak saja. Yang lapak-lapak tersebut ukurannya pun tidak begitu luas dan terbuat dari bambu. Setelah shubuh pasar kriyek ini sudah ramai dengan pembeli. Pembelinya pun warga desa Sawo. Namun, terkadang ada satu dua orang pembeli dari desa sebelah yang berbelanja di pasar kriyek ini.
Pukul 07.00 WIB pasar sudah mulai sepi pengunjung yang berbelanja. Ada pembeli yang dagangannya mulai habis terjual. Ada juga yang masih banyak. Namun, karena pembeli sudah sepi dan hampir sudah tidak ada. Maka para pedagang di pasar kriyek ini mulai merapikan dagangannya untuk dibawa pulang, dan esok harinya dibawa kembali untuk dijajakan.
Hal yang menarik dalam pasar kriyek ini adalah transaksi jual belinya yang bersifat kekeluargaan. Setiap pembeli boleh menawar dengan harga sesuai keinginannya dan penjual sringkali memberikan barang dagangannya pada pembeli dengan harga yang ditawarnya meskipun pedagang tersebut tidak mendapatkan untung yang banyak. Apalagi pedagang dan pembeli tersebut masih ada hubungan keluarga atau kenal dekat, terkadang pedagang tersebut memberi apa yang dibeli oleh pembeli dengan porsi yang lebih, bahkan juga terkadang memberinya cuma-cuma tanpa harus membayar sepeserpun.
Para pedagang tersebut tidak memikirkan untung rugi. Namun, yang dikedepankan adalah nuansa kekeluargaan dan komunikasi yang baik antar warga. Sehingga, laba yang dihasilkan tidak banyak. Dalam pikirannya adalah memperbaiki social norm, dan mengesampingkan market norm. Budaya dan norma-norma sosial yang berada dalam masyarakat menjadi hal penting dan harus dipatuhi oleh masyarakat desa Sawo. Sehingga, teori ekonomi dengan modal yang sedikit, mendapatkan laba yang banyak. Dimana yang selalu mengedepankan market norm daripada social norm, tidak begitu berlaku dalam masyarakat desa Sawo.

Sumber Rujukan
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html. (online). Diakses pada 29 April 2011.
http://www.g-excess.com/id/pengertian-pasar-menurut-fisik-pasar.html.(online). Diakses pada 29 April 2011

1 komentar:

thanks buat para pemBaca yaaa...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites